Konsep
dasar manajemen sendiri mengalami perkembangan sepanjang sejarah yang
tidak terlepas dari para ahli manajemen. Secara umum perkembangan teori
manajemen dapat dibagi 4 yaitu :
- Manajemen ilmiah (1870 – 1930)
- Manajemen klasik (1900 – 1940)
- Manajemen hubungan manusiawi (1930 – 1940)
- Manajemen modern (1940 – sekarang).
1. Teori Manajemen Ilmiah
Pelopornya
adalah Fredrik Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry Grant,
Harrington Emerson. Teori manajemen ilmiah lahir dari adanya kebutuhan
untuk menaikkan produktifitas. Di Amerika Serikat, di awal abad ke 20
tenaga terampil tidak banyak. Sehingga perlu dicari cara menaikkan
efisiensi. Misalnya apakah suatu pekerjaan dapat digabungkan atau
dihilangkan, dan lain-lain upaya efisiensi. Dalam upaya-upaya itu,
Fredrik Taylor, yang sering disebut Bapak manajemen ilmiah, menyusun
sekumpulan prinsip yang merupakan inti manajemen ilmiah.
Prinsip-prinsip itu diringkas sebagai berikut :
- Mengganti cara tidak teratur dengan ilmu pengetahuan yang sistemastis.
- Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok.
- Mencapai kerjasama manusia, bukan individualisme.
- Menghasilkaan output yang maksimal, bukan output yang terbatas.
- Mengembangkan pekerja sampai taraf setinggi-tingginya untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri.
Pendukung
pendekatan ilmiah lain adalah Frank dan Lilian Gilbreth yang merupakan
pelopor studi waktu, sebagai ilmu yang menganalisis tugas sampai pada
gerak fisik dasar. Diharapkan agar gerak tidak dihambur-hamburkan dan
dihemat serta lancar sehingga produktifitas kerja meningkat. Dalam
konsep Gilbreth, gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Dengan kamera
film ia berusaha mencari gerakan paling menghemat untuk setiap
pekerjaan, dengan demikian menaikkan prestasi dan mengurangi kelelahan.
Dapat
diterapkan pada berbagai macam kegiatan organisasi, disamping
organisasi industri. Teknik efisiensi dari manajemen ilmiah seperti
studi waktu dan gerak, menyadarkan bahwa pekerjaan dapat dibuat efifisan
dan masuk akal.
Kelemahan Manajemen Ilmiah :
Manajemen
ilmiah lebih berfokus pada manusia itu rasional untuk memperoleh
material, tetapi kurang memperhatikan segi-segi sosial para pekerja.
2. Teori Manajemen Klasik
Pelopornya
adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon,
Chester I. Banard. Manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman
untuk mengelola organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik.
Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan, asalkan
prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan.
Menurut Fayol (Robbins dan Coulter, 1999), manajemen adalah sebuah
kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis, pemerintahan, dan
rumah tangga. Ia mengungkapkan ada 14 prinsip manajemen yang merupakan
kebenaran universal yang merupakan prinsip umum manajemen, yaitu :
- Pembagian kerja
- Otoritas
- Tata tertib
- Kesatuan komando
- Kesatuan arah
- Subordinasi kepentingan-kepentingan individu terhadap kepentingan umum
- Balas jasa
- Sentralisasi
- Rantai skalar / hirarki
- Tatanan
- Kesamaan
- Kemantapan para karyawan dalam pekerjaannya
- Inisiatif
- Semangat korps.
Fayol
juga membagi perusahaan dalam 5 bidang kegiatannya, yaitu teknis
(produksi), komersial (pemasaran), keamanan, akuntansi, dan manajerial.
Para
ahli teori manajemen klasik dibatasi oleh pengetahuan pada zamannya,
namun banyak dari teori klasik itu tetap bertahan sampai sekarang.
Manajemen klasik masih diterima sampai sekarang, karena membuat
pemisahan kerja.
Kelebihan Manajemen Klasik :
Manajemen
klasik mebuat pemisahan bidang-bidang utama praktek para manajer,
sehingga sampai sekarang masih dapat diterima oleh para manajer praktisi
(praktek).
Kekurangan Manajemen Klasik :
Dalam
organisasi modern yang kompleks seperti sekarang, manajemen klasik
dianggap terlalu umum. Di manajemen modern, terkadang garis wewenang
agak kabur. Saat ini terkadang teknisi bisa mendapat perintah dari
manajer pabrik (atasan dari atasan teknisi (mandor)). Ini membuat
pertentangan antara prinsip pembagian kerja dan kesatuan perintah.
3. Manajemen Hubungan Manusiawi
Pelopornya
adalah Hawthorn studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo
Munsterberg. Teori hubungan manusia adalah teori yang menggambarkan
cara-cara bagaimana manajer berhubungan dengan bawahannya. Aliran ini
muncul karena manajer mendapati bahwa pendekatan klasik tidak dapat
dicapai dengan keserasian sempurna. Masih terdapat kesulitan di mana
bawahan tidak selalu mengikuti pola tingkah laku yang rasional dan dapat
diduga. Perlu ada upaya untuk meningkatkan hubungan antar manusia agar
organisasi lebih efektif. Aliran ini untuk memperkuat aliran klasik,
yaitu dengan menambahkan wawasan sosial dan psikologi.
Kalau
‘manajemen manusia’ mendorong kerja yang lebih baik dan lebih keras,
itu berarti hubungan antar manusia dalam organisasi itu baik. Hawthorn
studies mengatakan yang penting diperhatikan untuk meningkatkan
produktifitas adalah faktor perilaku manusia dan sosial. Pekerja akan
bekerja lebih keras kalau mereka yakin bahwa supervisor memberi
perhatian kepada mereka.
Sejalan dengan Hawthorn studies, menurut Hugo Munstenberg, produktifitas dapat ditingkatkan dengan 3 jalan :
- Menemukan orang yang terbaik.
- Menciptakan kondisi psikologis dan pekerjaan yang terbaik.
- Menggunakan pengaruh psikologis untuk mendorong karyawan.
Kelebihan Manajemen Hubungan Manusiawi :
Perhatian
pada keterampilan manajemen manusia semakin ditingkatkan disamping
keterampilan teknis manusia, karena penekanan pada hubungan sosial.
Kelemahan Manajemen Hubungan Manusiawi :
Peningkatan
kondisi kerja dan peningkatan kepuasan kerja tidaklah menghasilkan
kenaikan produktifitas sedramatis yang diperkirakan. Peningkatan
produktifitas dipengarahui oleh banyak faktor antara lain teknologi,
efisien, semangat kerja, dan lain-lain.
4. Manajemen Modern
Pelopornya
adalah Abraham Maslow, Chris Argyris, Douglas Mc Gregor, Edar Schien,
David Mc Cleland, Robert Blake and Jane Mouton, Ernest Dale, Peter
Drucker dan ahli-ahli manajemen operasi/manajemen sains. Manajemen
modern adalah perluasan manajemen ilmiah. Manajemen modern mulai
berkembang sejak tahun 1940 an dan banyak menggunakan manajemen sains
atau manajemen operasi atau riset operasi sebagai pendekatan ilmu
manajemen, yang banyak menggunakan ilmu matematika, fisika, untuk
memecahkan masalah oprasional. Pada awalnya ilmu manajemen operasi
digunakan dalam ilmu kemiliteran dalam hal-hal operasional militer.
Tujuan dari manajemen sains/manajemen ilmu adalah untuk memberikan
landasan kuantitatif dalam pengambilan keputusan (Gibson, Donelly,
Ivancevich, 1996).
Dalam manajemen modern, konsep manajemen dibagi menjadi :
- Manajemen berdasarkan hasil.
- Manajemen berdasarkan tanggungjawab sosial.
- Manajemen berdasarkan sasaran.
- Manajemen berdasarkan pengecualian.
- Manajemen terapan.
Kelebihan Manajemen Modern :
Banyak
digunakan dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari meliputi penganggaran
modal, perencanaan produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode
antrian, transportasi.
Kelemahan Manajemen Modern :
Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannya yang sulit.
0 komentar:
Posting Komentar