Pages

06 Maret 2013

PRODUKSI dan PRODUKTIVITAS

  • Pengertian
Produksi merupakan konsep daripada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. Dengan demikian perusahaan dapat diartikan sebagai berikut.
Perusahaan bisnis adalah sebuah oranisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang di produksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan seagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
  • Produksi
Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk di jual. Dua macam keputusan yang diperlukan akan menjadi topic pada pembahasan selanjutnya. Keputusan tersebut adalah :
  • Keputusan yang berhubungan dengan disain dari system produksi manufaktur.
  • Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengedalian system tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
  • Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain system produksi adalah tenaga  :
  1. Disain produksi dari banrang yang diproses
  2. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
  3. Disain tugas
  4. Lokasi dari fasilitas produksi
  5. Layout dari fasilitas tersebut
Keputusan – keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat dari proses tersebut, (2) jangka waktu produksi ,dan  (3) sifat produksi.
1. Sifat Proses Produksi
Proses produksi dapat dibedakan menadi 4 yakni :
a. Proses ekstraktif
Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan – bahan langsung dari alam.
b. Proses analitik
Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya.
c. Proses fabrikasi
Proses fabrikasi/pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
d. Proses sintetik
Proses sintetik menujukkan beberapa metode pengkombinasi beberapa bahan ke dalam suatu bentuk metode.
2. Jangka Waktu Produksi
Proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni:
  1. Proses terus – menerus (continuous process)
    Istilah proses terus – menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang dipakai.
  2. Proses terputus – putus (intermittent process)
    Istilah proses terputus – putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin – mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda
3. Sifat Produksi
proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (a) produksi standard dan (b) produksi pesanan.
  1. Produksi standard
Proses barang – barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah proses standard. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
  • Memelihara seumlah persediaan
  • Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memandai
  • Menggang resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran pencurian, dan sebagainya
3. Produksi Pesanan
Sebagai contoh produksi pesanan ini adalah pembuatan pakaian dengan ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus dan sebagainya.
proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (a) produksi standard dan (b) produksi pesanan.
a.Produksi standard
Proses barang – barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah proses standard. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
  • Memelihara seumlah persediaan
  • Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memandai
  • Menggang resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran pencurian, dan sebagainya
b. Produksi Pesanan
Sebagai contoh produksi pesanan ini adalah pembuatan pakaian dengan ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus dan sebagainya.

KEGIATAN PRODUKSI
  • Gambaran Sekilas
Keputusan – keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan penendalian system produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan system tersebut. Masalah  – masalah yang di hadapi manejer produksi adalah :
  • Perencanaan produksi
  • Organisasi produksi
  • Pengendalian produksi
  • Pemeliharaan peralatan
  • Pengawasan dan pemeriksaan kualitas

  • Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah memciptakan barang dan /atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah jumlah yang tepat. Perencanaan produksi meliputi keputusan – keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah – masalah pokok yang meliputi :
  • Tahap pertama, penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat – syarat yang harus dipenuhi.
  • Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat
  • Tahap ketiga, penentuan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/ peralatan yang tersedia.

  • Organisasi Produksi

Alam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada paa Bagian. Di dalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleknya proses pengolahan yang diinginkan.
  • Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi merupakan serangkaian produser yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran di mana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada,
a. Jenis-jenis Pengendalian Produksi
Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu :
Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
Flow control digunakan dalam pabrik-psbrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksukan untuk mempercepat pengiriman barang.
b. Tahap-tahap dalam Pengendalian Prouksi
  • Perencanaan
Merupakan usaha untuk mengklasifikasikan material yang dibutuhkan perusahaan dan diperlukan kartu material ( bill of material ) yang memuat komponen jadi atau komponen yang akan diproses lagi.
  • Routing
Merupakan usaha untuk menentukan urutan dari proses dan alat yang digunakan dalam proses produksi. Sebelum proses produksi dimulai, semua masalah tersebut disusun dahulu di dalam route sheet.
  • Scheduling
Merupakan uttuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini dibuat sebelum produksi dimulai didalam master schedule yang kemudian dipecah ke dalam schedule-schedule.
  • Dispatching
Merupakan surat perinta yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini dibuat sebelum produksi dimulai di dalam dispatch sheet. Dispatch sheet memuat :
  1. Barang apa yang harus diproduksi dan jumlahnya
  2. Desain, ukuran dan bahan yang akan dipakai
  3. Mesin dan peralatan yang harus dipakai
  4. Petugas yang harus mengerjakan
  5. Kapan harus dimulai dan selesai
  6. Kepada siapa barang tersebut dijual
ANALISIS JARINGAN KERJA : METODE JALUR KRITIS DAN PERT
Analisis jaringan kerja ( network analysis ) ialah tekhnik yang berkaitan dengan masalah penetapan ukuran pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.
Analisis jaringan kerja ini, banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Dalam bahasa kita terkenal dengan nama metode jalur kritis. Konsep dasar itu, sebagai berikut :
  • Jaringan kerja (Network)
Merupakan rangkaian aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting dalam jaringan ini, yaitu :
Aktivitas , yaitu kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu.
Kejadian, yaitu saat mulanya atau berakhirnya aktivitas.
  • Jalur kritis
Merupakan jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapat perhatian serius mengingat beberapa hal :
Jalur kritis menyoroti aktivitas yang dapat dilakukan dengan cepat.
Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis memungkinkan jalur lain menjadi kritis.
  • Aktivitas semu (dummy)
Merupakan aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan dua event berikunya meskipun tidak saling bergantung sattu sana lain.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Factor yang membatasi penerapan metode jalur kritis, yaitu :
MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu. Hal tersebut tidak mungkin terjadi pada kehidupan Negara.
MJK tidak memasukkan gagasan analisis stastistik dalam menentukan perkiraan waktu.
MJK mereupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik.
  • Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Untuk mengatasi keterbatasan diatas, diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal berikut :
Teori probabilitas yang berguan untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan dating.
Gagasan analisis statistic untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan.
Membuat model yang baru sebagai alat control yang dinamik ; model itu dikenal Program Evaluation and Review Technique (PERT).
Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu :
  1. Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jika pekerjaan berjalan lancar.
  2. Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinana penundaan.
  3. Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.
Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut, dihitung waktu yang diaharapkan (Wh) dengan rumus :
Wh = Wo + 4Wn + Wp
6
  • Pengendalian persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti :
  1. Resiko hilang dan rusak
  2. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
  3. Resiko usang
  4. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentuka dengan jalan menghitung jumlah persediaan yang paling ekjonomis. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi 4 faktor, yaitu :
  1. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
  2. Biaya pemesana
  3. Biaya penyimpanan
  4. Harga bahan baku
  • Pemeliharaan peralatan
Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan peralatan sangat penting. Kerugian perusahaan karena kelalaian pemeliharaan peralatan disebabkan oleh :
  1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
  2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.
  3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada knsumen sehingga menyebabkan turunya pendapatan perusahaan.
  4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
  5. Menimbulkan keeanganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan kerena dianggap tidak menepati janji.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan peralatan selalu naik setiap tahun. Hal ini disebabkan 3 hal berikut :
  1. Selalu terdapat kenaikan yang tinggi pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
  2. Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat pembantu lainnya.
  3. Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri.
  • Organisasi pemeliharaan peralatan
Terdapat 2 sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan, yaitu :
a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen
Keuntungan :
  1. Tenaga mekanik akan mengerti betuil penggunaan dan karakteristik alat-alat yang harus mereka pakai.
  2. Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan yang harus cepat selesai.
  3. Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan.
Kelemahan :
  1. Fleksibelitas sangat rendah
  2. Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi
Keuntungan :
  1. Tidak terdapat duplikasi tenaga kerja,peralatan dan persediaan suku cadang.
  2. Fleksibelitas yang sangat tinggi.
Kelemahan :
  1. Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang
  2. Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien.
  3. Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan yang harus didahulukan dan segera diselesaikan.
  4. Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.
Program pemeliharaan peralatan meliputi :
  1. Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas yang akan dilakuakn, prioritasnya dan tenaganya.
  2. Mengattur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya.
  3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti.
  4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali.
  5. Mengatur program latihan dengan metode yang mmungkin dilaksanakan.
  6. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki de memperhitungkan berbagi kemungkinan kerugian yang akan diderita.
  • Pengawasan kualitas dan inspeksi
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu :
  1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar.
  2. Tahap penentuan desain tehnis untuk mencapai target tuntutan pasar.
  3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2.
  4. Tahap pengguanaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.
  • Pengawasan kualitas di dalam produksi
Inspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini tindakan perbaikan belum dilaksanakan.
  • Badan pengawasan (Control Chart)
Penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi 2 kategori :
1. Penyimpangan yang tidak dapat ditentukan
Penyimpangan semacam ini biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak begitu berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya terlalu kecil.
2. Penyimpangan yang dapat ditentukan
Biasanya penyimpangan semacam ini kerap kali terjadi dan disebabkan oleh :
  • Perbedaan antara para pekerja
  • Perbedaan antara mesin-mesin
  • Perbedaan antara bahan baku
  • Perbedaan karena interaksi antara dua atau tiga factor tersebut
LOKASI DAN LAYOUT PABRIK
  • Factor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik
Ada 7 faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi, yaitu :
  1. Dekat dengan pasar
  2. Dekat dengan bahan baku
  3. Ongkos transport
  4. Penyediaan tenaga kerja
  5. Penyediaan sumber tenaga
  6. Lingkungan sekitar
  7. Iklim
  • Cara penentuan lokasi pabrik
Ada 2 cara menentukan lokasi pabrik, yaitu :
a. Cara kualitatif
Yaitu cukup dengan mengadakan penilaian kualitatif terhadap factor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternative lokasi.
b. Cara kuantitatif
Ada 2 cara kuantitatif, yaitu :
1. Cara yang sederhana merupakan usaha untuk mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakuakn, dengan cara memberi skor pada masing-masing kriteria.
2. Cara yang kompleks yaitu menggunakan rumus-rumus matenatika dan menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION RESEARCH.
  • Layout fasilitas produksi
Adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja dan kegiatan di dalam produksi.
Tujuan layout pabrik adalah :
  • Meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan
  • Mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan
  • Mendapatkan penggunaan ruang yang efisien
  • Melakukan pekerjaan yang efisien
1. Process Layout
Merupakan penyusunan fasilitas produksi di mana mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat tertentu.
2. Product Layout
Merupakan pengaturan mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Syarat agar product layout ekonomis, yaitu :
  • Volume sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin yang dipasang.
  • Permintaan barang yang dihasilkan cukup stabil.
  • Barang yang dihasilkan terstandardisir.
  • Suku cadang dapat saling ditukarkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;