Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya ada 2, yaitu saham (yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan) dan obligasi (yang menunjukkan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut).
Di Indonesia, obligasi-obligasi diteritkan oleh perusahaan yang baik sahamnya dimiliki swasta sepenuhnya dan yang dimiliki oleh negara (PT Persero). Pemerintahan suatu negara jarang menerbitkan obligasi karena adanya kekhawatiran akan terjadinya persaingan antara sektor pemerintahan dan swasta dalam memperebutkan dana masyarakat.
Dalam prakteknya terdapat berbagai jenis obligasi. Jenis obligasi yang sederhana adalah obligasi yang menawarkan bunga (coupon) tetap selama jangka waktu obligasi tersebut. Jenis kedua adalah obligasi yang menawarkan suku bunga mengambang (floating rate). Biasanya ditawarkan sebesar presentase tertentu diatas suku bunga deposito. Jenis ketiga adalah obligasi dengan tingkat bunga nol (zero coupon bonds atau pure discount bonds). Obligasi ini dijual dengan diskon pada awal periode, dan kemudian dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominal pada akhir periode. Jenis obligasi lainnya adalah obligasi yang bisa diubah menjadi saham. Obligasi ini diebut obligasi konversi. Obligasi jenis ini mungkin saja dikombinasikan dengan tipe zero coupon.
Untuk memahami perhitungan tingkat bunga dalam obigasi ada 3 titik waktu yang perlu dimengerti. Titik waktu tersebut menyangkut (1) kapan pemberi dana dan pihak yang memerlukan dana menentukan tingkat bunga atas obligasi tersebut, (2) kapan dana akan diserahkan, dan (3) kapan hutang akan dilunasi. Notasi-notasi yang digunakan :
1. i adalah tingkat bunga
2. t0 adalah tanggal komitmen
3. t1 adalah tanggal dana diserahkan ke perusahaan yang menerbitkan obligasi
4. t2 adalah tanggal obligasi dilunasi kembali
Dengan demikian kita akan menuliskan tingkat bunga sebagai t0it1,t2
Karena t0 terjadi pada tahun ke nol, maka t0 = 0, dan karenanya penulisannya disederhanakan menjadi it1,t2
Spot Interest Rate merupakan tingkat bunga obligasi yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi. Obligasi yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pemodal disebut pure discount bond atau zero coupon bond. Misalnya pemodalnya membayar suatu obligasi dengan harga Rp743.000 saat ini akan menerima pelunasan nilai nominal obligasi tersebut sebesar Rp 1.000.000 dua tahun yang akan datang. Tingkat keuntungan yang diperoleh pembeli obligasi tersebut adalah spot rate dua tahun. Apabila i02 adalah spot rate dua tahun yang dinyatakan dalam bentuk tahunan, maka
Rp 743.000 = (1.000.000 / (`1+i02)2) dan i02 = 16%
Future Rate merupakan tingkat bunga atas obligasi di mana terjadinya komitmen dan kapan uang akan diserahkan ke pihak emiten berbeda.Misalnya Rp 743.000 akan diserahkan ke penerbit obligasi pada tahun 1 (komitmen tersebut terjadi pada tahun ke 0) dan Rp 1.000.000 akan dilunasi pada tahun ke 3. Contoh ini merupakan contoh dari forward rate 2tahun yang akan dimulai pada tahun ke 1. Perhitungannya adalah :
(1+i1,3) = (1.000.000 / 743.000), maka i1,3 = 16%
Current Yield merupakan pembayaranbunga dibagi dengan harga obligasi. Apabila suatu obligasi membayar bunga per tahun sebesar Rp150.000 dan harganya Rp 900.000, maka curet yield nya adalah 16,67%. Current yield merupakan suku bunga yang sering tercantum pada surat kabar keuangan, meskipun manfaatnya tidak terlalu banyak.
Yield to Maturity merupakan tingkat bunga ini adalah internal rate of return (IRR) yang diperoleh pemodal dengan memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Misalnya suatu obligasi membayarkan bunga sebesar Rp 160.000 per tahun dalam jangka waktu 5th. Apabila obligasi tersebut mempunyai harga pasar sebesar Rp 937.000 maka IRRnya bisa dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
937 = (160/(1+i)) + (160/(1+i)2) + ....... + ((160+1000)/(1+i)5)
Duration merupakan faktor utama penentu risiko tingkat bunga.
1. Kasus Zero-coupon Bonds
Misal ada 2 obligasi zero coupon, yang berjangka waktu 1 dan 5 tahun. Nilai pelunasan obligasi yg berjangka waktu 1th adl Rp 1.100.000 dan yg 5th lagi adl Rp 1.610.500. Apabila tingkat bunga per tahunyang dipandang relevan adalah 10%, maka kedua obligasi tersebut saat ini mempunyai harga yang sama yaitu Rp 1.000.000.
Nilai obligasi zero coupon jangka waktu 1th = 1.100.000/(1+0,10) = Rp 1.000.000
Nilai obligasi zero coupon jangka waktu 5th = 1.610.500/(1+0,10)5= Rp 1.000.000
2. Kasus Obligasi dengan Jangka Waktu Sama dan Coupon Rate berbeda
Misal ada 2 obligasi mempunyai jangka waktu yang sama, yaitu 5th, dan nilai nominal sama pula yaitu Rp1.000.000. Obligasi yang satu menawarkan coupon rate 10% dan satunya 1%. Apabila tingkat bunga yg relevan adalah 10% per tahun, maka obligasi tersebut adl sbb:
Obligasi dgn coupon rate 10% (dinyatakan dalam ribuan rupiah) :
P0 = 100/(1+0,1) + 100/(1+0,1)2 + ....... + 1.100/(1+0,1)5 = Rp 1.000
Obligasi dgn coupon rate 1% (dinyatakan dalam ribuan rupiah) :
P0 = 10/(1+0,1) + 10/(1+0,1)2 + .......... + 110/(1+0,1)5 = Rp 658,8
3. Kasus Single Payment Assets
Nilai asset dengan pembayaran tunggal adalah V0 = _C_
(1+i)n
Dalam hal ini C adalah kas yang akan diterima pada tahun ke n dan i adl tingkat bunga yang dipandang relevan.
4. Kasus Multi Payment Assets
Nilai aset dengan pembayaran banyak adalah :
V0 = _C1_ + _C2_ + ........ + _Cn_ = _
(1+i) (1+i)2 (1+i)n (1+i)t
5. Convexity dan Higher Order Duration
Perubahan nilai aset sebagai akibat perubahan tingkat bunga akan bersifat tidak linier, dan hal ini disebut sebagai convexity.
Hubunga yang bersifat convex tersebut menunjukkan bahwa aproksimasi perubahan harga obligasi dengan hubungan linier, sebagaimana dirumuskan oleh ukuran duration.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Obligasi antara lain :
1. Jangka waktu sebelum obligasi jatuh tempo
2. Resiko untuk tidak menerima bunga maupun pokok pinjaman
3. Status pajak pembeli obligasi
4. Adanya provisi yang memngkinkan penerbit obligasi melunasi obigasi sbelum jatuh tempo
5. Jumlah coupon
Term Structure yang Menurun
1. Teori Pasar yang Tersementasi
Teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa tampaknya banyak pemodal dan emiten yang mempunyai preferensi atas obligasi yang mempunyai jangka waktu pelunasan yang pasti.
Teori ini populer di kalangan praktisi bukan di kalangan akademi. Argumen yang dikemukakan oleh kalangan akademi adalah bahwa meskipun banyak pemodal yang mempunyai preferensi yang kuat akan jangka waktu, banyak juga yang mempunyai preferensi atas tingkat keuntungan.
2. Teori Pengharapan
Teori ini menjelaskan term structure dalam pengertian spot rate satu periode yang diharapkan. Penganut teori ini mengatakan bahwa tingkat keuntungan obligasi 2th haruslah sama dgn tingkat keuntungan obligasi 1th ditambah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dri obligasi 1th yg akan datang.
3. Teori Premium Likuiditas
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa pemodal haruslah mendapatkan imbalan yang lebih besar kalau mereka diharuskan memiliki obligasi ang jangka waktunya lebih lama dari waktu yang mereka sukai. Teori ini juga berpendapat bahwa kekurangan pemodal yang bersedia membeli obligasi jangka panjang, dan karenanya perlu ditawarkan tambahan tingkat keuntungan agar ada yang bersedia membeli obligasi jangka panjang tersebut.
4. Preferred Habitat Theory
Teori ini menyatakan bahwa pemodal yang bisa menyesuaikan jangka waktu investasi dengan kebutuhan dananya menanggung resiko yang paling kecil. Kalau terjadi ketidaksesuaian jangka waktu maka para pemodal harus mendapatkan premium agar mereka bersedia menyerahkan dana mereka.
RESIKO TIDAK TERBAYAR
Perlu disadari bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi belum tentu bisa membayar kembali hutang yang mereka buat. Dengan demikian para pemodal pembeli obligasi menanggung resiko berupa tidak terbayarnya bunga dan pokok pinjaman.
Dengan demikian semakin besar resiko tidak terbayar (default risk) semakin besar pula premi yang diminta para pemodal tidak terbayar. Secara tidak pasti kita tidak bisa memperkirakan resiko ini, tetapi dengan menggunakan indikator-indikator tertentu biasanya mampu diperkirakan resiko tersebut. Indikator-indikator yang digunakan untuk menaksir kemungkinan tersebut adalah proporsi hutang yang digunakan perusahaan untuk menerbitkan obligasi, stabilitas keuntungan, dan margin keuntungan.
PENGENALAN ANALISIS SEKURITAS DERIVATIF
A. Sertifikat Bukti Rights
Penerbitan rights biasanya dilakukan dengan cara sebagai berikut : Misalnya suatu perusahaan menerbitkan saham baru sebanyak 100jt, dgn harga pasar saat itu Rp15.000 per lembar dan ditawarkan dengan dgn harga Rp5.000 per lembar. Perusahaan akan mendapat tambahan dana sebesar Rp500 M untuk ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada public. Apabila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus menggunakan jasa lembaga penjamin, atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini. Dalam contoh di atas harga saham setelah penerbitan rights, apabila diasumsikan dana yg terkumpul sewaktu investasi hanya akan menghasilkan Net Present Value sama dgn nol, akan sebesar :
(1) Saham lama 100jt x Rp15.000 = Rp1.500 M
(2) Saham baru 100jt x Rp 5.000 = Rp 500 M +
Total Saham 200jt = Rp2.000 M
Harga Saham per lembar = Rp2.000 M / 200jt
= Rp 10.000
Harga Right = Harga saham yg diharapkan stelah right issue – Pembayaran harga saham baru
= Rp 10.000 – Rp 5.000 = Rp 15.000
B. Teori Opsi dan Penilaian Opsi
Opsi menunjukkan hak untuk melakukan sesuatu. Karena merupakan suatu hak maka pemodal atau manajer keuangan bisa melakukan bisa saja tidak.
Call, Put, dan Saham
Ada 2 tipe opsi yaitu call dan put. Opsi call menunjukkan hak untuk membeli suatu saham dengan harga tertentu pada tanggal tertentu atau sebelumnya. Sedangkan opsi put menunjukkan hak untuk menjual suatu saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu atau sebelumnya.
Nilai Opsi Put = exercise price – harga saham
Investasi Pada Opsi
INVESTASI PADA OPSI
Misalnya suatu opsi call diterbitkan atas saham A . excercise price 10.000 , dan opsi tsb di excercisekan 1 th lagi , harga saham A saat ini 9.000 . Opsi tersebut ditawarkan dengan harga (premiun) 5.000 dan kita berminat membeli 18 opsi . apabila 1 th lagisaham A harganya menjadi 11.000 . maka kita akan mendapatkan keuntungan 100% nilai opsi saat jatuh tempo 18X1000=18.000 dikurangi harga premi 9000 maka laba(rugi)investasi 9.000.
Dengan kata lain , apabila kita memebeli opsi , kerugian kita akan mencapai 100% pada saat harga saham hanya mencapai 10.000 namun kita masih untung pada memilih membeli saham .contoh tersebut menunjukan bahwa kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar dari investasi pada opsi adalah lebih tinggi dari investasi pada saham , meskipun demikian kemungkinan kerugiannya juga jauh lebih besar . Karena itulah dikatakan bahwa investasi pada opsi mempunyqi risiko yang lebih besar daripada investasi pada sahamnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai opsi :
1. Harga saham saat ini
Semakin tinggi harga saham saat ini, semakin tinggi pula nilai opsi call (faktor lain dianggap konstan)
2. Harga exercise
Semakin tinggi harga exercise, semakin rendah nilai opsi call (faktor lain dianggap konstan)
3. Jangka waktu jatuh tempo
Semakin pendek jangka waktu jatuh tempo, makin tidak menarik opsi call tersebut.
4. Tingkat bunga
Semakin tinggi tingkat bunga, opsi call semakin menarik (faktor lain konstan)
5. Volatilitas harga saham
Volatilitas harga saham dengan deviasi standar (σ) perubahan harga. Semakin volatil harga suatu saham, semakin besar σ perubahan harga. Dan semakin besar σ perubahan harga saham, semakin tinggi nilai opsi call yang ditarik atas saham tersebut.
Model penentuan harga opsi
1. A two state option Model
Diasumsikan harga saham akan menjadi salah satu dari dua nilai di masa yang akan datang.
Misalkan jatuh tempo satu tahun lagi atas saham B. harga exercise opsi tersebut Rp 11.000. Untuk menyederhanakan persoalan, misalnya untuk tahun depan harga saham bisa berubah menjadi Rp 8.000 atau Rp 13.000. Harga saham saat ini Rp 9.000. Anggaplah bahwa risk free rate of return sebesar 15% per tahun.
2. Membeli opsi call, dan menganalisis nilai call pada berbagai harga
Apabila harga saham B menjadi Rp 8.000, maka opsi call tersebut tidak ada harganya. Tetapi apabila harga saham menjadi Rp 13.000, nilai opsi menjadi Rp 2.000. kemungkinan payoffs persoalan tersebut :
Harga saham = Rp 8.000 Harga saham saham = Rp 13.000
1 opsi call Rp 0 Rp 2.000
3. Membeli Saham dan meminjam
Bandingkan alternative membeli opsi call dengan kalau kita meminjam sebesar Rp 6.957 dan membeli selembar saham.
Harga saham = Rp 8.000 Harga saham = Rp 13.000
1 lembar saham Rp 8.000 Rp 13.000
Pembayaran pinjaman plus bunga - Rp 8.000 - Rp 8.000
Total payoff 0 Rp 5.000
Hasil investasi membeli saham dengan meminjam identik dengan 2,5 x hasil kalau kita membeli opsi. Karena itu kedua investasi tersebtu harus memberikan nilai yang sama, yaitu :
Nilai 2,5 call = nilai saham – Rp 6.957 pinjaman
= rp 9.000 – Rp 6.957
= Rp 2.043
Nilai 1 call = Rp 817
Cara ini disebut pendekatan binomial. Jumlah saham yang diperlukan untuk mereplikakan satu call disebut option delta atau hedge ratio. Dalam contoh kita, option delta-nya adalah ⅟2, 5 atau 4,0. Rumus sederhana yang kita gunakan adalah :
Option delta = (2.000 – 0) / (13.000 – 8.000)
= 0,40
4. Rumus Black and Scholes
Rumus black and scholes pada dasarnya menggunakan trick diatas di atas. Rumusnya tampak rumit, tetapi penafsirannya sebagai berikut :
Nilai opsi = [delta – harga saham] – [hutang kepada bank]
Keterangan :
Delta = N(d)
Harga saham = P
Hutang bank = [N(d) x PV (EX)]
Lebih lanjut,
d1 = log [P / PV (EX)] + σ√t
σ√t 2
d2 = d1 - σ√t
N(d) = cumulative normal probability density function
EX = harga exercise opsi; PV (EX dihitung dengan menggunakan tingkat bunga bebas resiko r)
PV(EX) = Exe
t = jumlah periode sampai dengan exercise date
P = harga saham
σ = deviasi standart tingkat keuntungan saham per periode
Untuk menghitung harga opsi call ditempuh langkah – langkah :
1. Mengalikan deviasi standar perubahan harga saham dengan akar dari jangka waktu kapan opsi tersebut akan jatuh tempo
2. Menghitung rasio nilai saham dengan PV harga exercise opsi tersebut
3. Melihat bahwa sumbu tegak menunjukkan deviasi standar perubahan harga saham kali akar periode jatuh tempo. Untuk sumbu tegak perhatikan nilai 0,30. Sumbu datar menunjukkan rasio harga saham dengan PV harga exercise.
Apabila saham yang dikaitkan dengan opsi (opsi call=Rp 846,-) membayarkan dividen, maka perhitungan nilai opsi mengalami perubahan. Memiliki saham pemodal berhak memperoleh dividen, tetapi jika mereka memiliki opsi, maka mereka tidak berhak atas dividen tersebut. Karena itu nilai opsi call akan berkurang apabila saham itu membayarkan dividen.
Rumus Black and Scholes mengurangi harga saham dengan present value dividen yang dibayarkan.
Nilai opsi call turun apabila saham membagikan dividen
Kombinasi Calls, Puts dan Saham
Untuk menaksir nilai opsi put, melakukan kombinasi pembeli opsi putdan membeli saham membandingkan hasilnya dengan seandainya membeli opsi call.
Kita memperoleh kekayaan pada saat harga saham di bawah exercise price. Pada saat harga saham di atas exercise price, nilai kekayaan sama dengan harga saham tersebut.
Persamaan untuk investasi menghasilkan nilai (payoffs) yang sama, sehingga harus mempunyai nilai yang sama :
Nilai call + present value dari exercise price = nilai put + harga saham
Persamaan bisa dimodifikasikan menjadi :
Nilai call – nilai put = harga saham – present value dari exercise price.
C. Warrant (Waran)
Warrant adalah sekuritas yang memberikan hak untuk membeli saham langsung dari suatu perusahaan dengan harga tertentu pada waktu tertentu. Setiap warrant menunjukkan jumlah lembar saham uang dapat dibeli, harga execise-nya, dan kapan warrant tersebut akan kadaluarsa.
Perbedaan Warrant dan opsi call adalah bahwa opsi call diterbitkan dan/atau perusahaan lain, sedangkan warrant diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Nilai Warrant = ________Jumlah saham lama_________ x Nilai opsi call
Jumlah saham lama + jumlah saham baru
1. penerbitan opsi call.sekarang misalkan Bapak arief menerbitkan opsi call atas saham yang dimilikinya.opsi call tersebut menyatakan bahwa pemilik opsi call mempunyai hak untuk membeli saham bapak arief dengan harga Rp 1.500 juta pada tahun depan.misalnya opsi call tersebut dibeli oleh Anna .apabila logam mulia naik menjadi lebih besar dari Rp 30.000 per gram pada tahun depan ,maka nilai perusahaan Bapak arief akan lebih besar dsari Rp 1.500 juta.dalam situasi seperti ini Anna tentunya melaksanakan haknya
2. penerbitan warrant.misalkan kedua pemilik perusahaan sepakat untuk menerbitkan warrant,yang menyatakan bahwa pemilik warrant tersebut berhak membeli 1 lembar saham baru yang juga ditawarkan sebesar Rp 1.500 juta pada tahun depan.sekarang misalkan pada tahun depan harga emas logam mulia mencapai Rp 33.000 per gram.apabila Anna membeli warrant tersebut dan akan melaksanakan haknya,maka nilai perusahaan setelah Anna menyetor uang untuk membayar warrant tersebut adalah
Nilai perusahaan yang baru=3.300 + 1.500=Rp 4.800 juta
Sedangkan jumlah lembar saham yang baru akan menjadi 3 lembar,2 saham lama dan 1 saham baru
misalkan ℓ perubahan harga tahunan adalh 0,27 sedangkan R=0,10 per tahun.dengan demikian maka,
1.ℓ x √waktu = 0,27 x √5
=0,60
2.harga saham/pv harga exercise =6000/(8000/(1+0,10)
=1,20
Dalam TABEL NILAI OPSI PERSENTASE HARGA SAHAM kita dapat melihat bahwa angka pada table tersebut adalah 30,9.Ini berarti bahwa nilai opsi call tersebut adlah :
= 0,309 x Rp 6.000
= Rp 1.854
Misalkan jumlah lembar saham sebelum para pemegang warrant melaksanakan hak mereka adalah 20 juta lembar.
Misalkan para pemegang warrant melaksanakan hak mereka,maka jumlah lembar saham akan menjadi 25 juta lembar,dengan denikian maka nilai warrant dapat dihitung sbb:
Nilai warrant =(20/25) x Rp 185.400
=Rp 148.320
Sekarang kita bandingkan dengan cost warrant tersebut.
Apabila obligasi yang ekuivalen seharusnya memberikan coupon rate sebesar 15%,padahal obligasi ini hanya memberikan 13%,maka harga pasarnya seharusnya adalah
Po={∑130/(1+0,15)}=1000/(1+0,15)⁵=933.000
Dengan demikian apabila kita membayar sebesar harga nominal maka kita membayar Rp67.000 terlalu mahal.Jumlah inilah yang merupakancost warrant tersebut
Sekarang apabila kita bandingkan antara cost warrant dengan nilai warrant tersebut,tampak bahwa warrant senilai 148.320 hanya dijual dengan harga Rp67.000.Karena itu bagi pemodal tawaran obligasi plus warrant tersebut seharusnya diambil.Bagi perusahaan,tawaran ini sebenarnya terlalu murah.
Bagaimana Pemegang Saham Dapat Merugikan Pemegang Warrant
Pemegang saham dapat merugikan pemegang warrant kalau keputusan yang diambil oleh pemegang saham akan menurunkan harga saham.penurunan harga saham akan terjadi kalau pemilik perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen yang lebih besar.Untuk memberikan ilustrasi tentang masalah tersebut,marilah kita gunakan contoh PT Arief Leuvenardi yang didirikanoleh Bapak Arief dan Bapak Leuvenardi.
Dampak Penerbitan Warrant pada Neraca Perusahaan
Untuk melihat dampak penerbitan warrant pada neraca perusahaan,kita gunakan contoh penerbitan warrant oleh PT SH diatas .PT SH merencanakan akan menerbitkan obligasi yang disertai warrant.obligasitersebut mempunyai nilai nominal Rp 1.000.000,dan misalkan ditawarkan sebanyak Rp50.000 lembar.Dengan demikian akan terkumpul dana sebesar 50 milyar.
Karena warrant tersebut tersebut menyatakan bahwa “pembeli obligasi ini berhak membeli 100 lembar saham biasa dengan harga Rp 8.000 per lembar pada lima tahun yang akan datang “,maka pada waktu para pemodal melaksanakan hak mereka,berarti mereka akan menyetor dana sejumlah,
50.000x100xRp 8.000 =Rp40.000 juta
Dengan demikian maka rekening modal akan bertambah Rp 40 milyar..
D. Obligasi Konversi
Obligasi Konversi merupakan obligasi yang dapat diubah menjadi saham biasa. Contoh :
Rasio konversi adl 100, dan harga konversi Rp 10.000. Apabila saat ini harga saham Rp 8.000 per lembar, maka nilai konversi adl 100 x Rp 8.000 = Rp 800.000.
Menentukan Nilai Obligasi Konversi : Pada saat Exercise Date
Obligasi Konversi (CB) dapat ditentukan nilainya, dengan melihat nilai obligasi tersebut pada saat :
- Dapat di konversikan (pada exercise date)
- Sebelum dapat di konversikan (sebelum exercise date)
Nilai obligasi konversi terdiri dari 3 komponen :
• Nilai Obligasi Biasa
• Nilai Konversi
• Nilai Opsi
Contoh nilai obligasi biasa
Pada awal 1996, PT SAHA menerbitkan obligasi konversi yang dapata dikonversikan menjadi saham biasa pada 5 Tahun yang akan datang. Setiap lembar obligasi konversi dapat dikonversikan menjadi 100 lembar saham biasa. Obligasi konversi dengan nilai nominal 1 juta rupiah per lembar membayarkan coupon rate 14% pertahun. Jumlah lembar obligasi konversi yang diterbitkan adalah 50.000 lembar. Pada saat penerbitan obligasi tersebut, jumlah lembar saham biasa yang telah diterbitkan dan beredar (outstanding) adalah 10 juta lembar. Pada saat CB tersebut dapat dikonversikan (yaitu lima tahun yang akan datang), pemegang CB dapat memilih untuk melunasi / menukarnya dengan saham biasa.
Menentukan Nilai Obligasi Konversi : Sebelum Exercise Date
Nilai CB = Mana yang lebih tinggi antara nilai obligasi biasa / nilai
konversi + nilai opsi
FUTURE
Future memiliki kesamaan dengan transaksi forward yang sering terjadi di pasar valuta asing. Hal ini terjadi jika opsi memberikan hak kepada pembeli opsi, maka transaksi future merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak – pihak yang bertransaksi.
Kontrak forward antara suatu bank dengan nasabahnya (mungkin juga sesama bank) menyebutkan pengiriman, pada tanggal tertentu, sejumlah mata uang, dan kurs yang ditetapkan pada waktu kontrak disepakati.
DM merupakan mata uang yang paling banyak di forwardkan, meskipun pasar yang aktif untuk pound sterling, dollar Kanada, Yen dan lain – lain mata uang Eropa.
Jika ada seorang importer yang melakukan kontrak forward, dengan cara ini ia berarti melakukan hedging (artinya melindungi) posisinya yang “terbuka” terhadap pound.
Importir menutup posisi short-nya dalam pound sterling dengan going long di pasar forward ( yaitu membeli pounds untuk pengiriman dimasa yang akan datang )
Keuntungan dan kerugian dari posisi long dan short forward berkaitan dengan perbedaan harga kontrak forward dan harga spot mata uang yang ditransaksi pada waktu jatuh tempo.
Pelaku pasar forward terdiri dari pada arbitrageurs, yaitu orang-orang yang berusaha memperoleh laba tanpa resiko dengan memanfaatkan perbedaan tingkat bunga antarnegara.
Manfaat dari kontrak forward :
- Menghilangkan risiko vales sehubungan dengan transfer dana dari satu negara ke negara lain.
- Bagi pelaku para pedagang, digunakan untuk menghilangkan risiko kerugian dari impor atau ekspor yang dilakukannya.
- Bagi perusahaan multinasional, digunakan untuk melindungi diri dari perubahan kurs berbagai mata uang asing.
Para speculator juga menjadi pelaku di pasar forward.
Kontrak forward dan kontrak futures memberikan kewajiban kepada pihak-pihak yang bertransaksi.
Kedua kontrak tersebut digunakan untuk mengurangi risiko harga komoditas, risiko vales, ataupun instrumen keuangan, tapi dapat juga untuk berspekulasi.
Kontrak futures saat ini tersedia untuk mata uang tertentu serta memiliki besar nilai standar yang berbeda yaitu pound Inggris A$100.000, dollar Kanada £62.500, frank Swiss C$100.000, frank Perancis DM125.000, Yen Jepang FF250.000, dollar Australia ¥12.500.000 dan European Currency Unit SFr125.000.
Kontrak ini berkaitan dengan penggunaan hutan dan margin yang diperlukan oleh para pemodal rata-rata sebesar 4% dari nilai kontrak futures.
Margin yang sangat rendah membuat tingkat keuntungan ( dan juga kerugian ) perdagangan futures akan sangat dipengaruhi oleh perubahan sekecil apapun kurs mata uang tersebut.
Pada kontrak future tidak dikenal adanya spread antara kurs beli dan kurs jual. Biaya transaksi diwujudkan dengan komisi, yang disebut roundtrip ( pembeli dan sekali penjualan )
Perbedaan utama dengan kontrak forward dan kontrak futures :
1. Nilai kontrak untuk forward bebas sesuai dengan kebutuhan pelaku. Kontrak futures tidak bebas sesuai kebutuhan, tapi sudah distandarisasi.
2. Tanggal pengiriman untuk kontrak forward tergantung pada kesepakatan antara pemodal dan bank. Kontrak futures sudah ditentukan.
3. Penyelesaian ( settlement ) pada kontrak forward dilakukan sesuai dengan tanggal kontrak. Kontrak futures, penyelesaian setiap hari lewat Exchange’s Clearing House
Perubahan yang sedikit saja terhadap kurs mata uang dapat mengakibatkan keuntungan atau kerugian yang dikarenakan penggunaan margin yang relative rendah. Penggunaan margin tersebut tidak dikenal dalam kontrak forward. Quotation kurs futures dinyatakan dalam dollar AS ( bisa dalam mata uang local )
Meskipun besarnya kontrak future secara keseluruhan masih jauh lebih kecil dari kontrak forward, perkembangan pasar future di IMM ternyata cukup pesat. Hubungan antara pasar future dengan pasar forward dilakukan oleh arbitrase.
Akibat dari laba arbitrase akan membuat future meningkat, dan harga forward menurun, sampai kurang lebih mencapai harga ( kurs ) yang sama.
Kontrak forward, kerugian dan keuntungan ( gain ) tidak direalisasikan sampai saat jatuh tempo. Sebaliknya kontrak future akan mengharuskan pemodal untuk memperoleh laba ( memperoleh kas masuk ) atau menderita rugi ( membayar kas keluar ) karena keharusan untuk melakukan marking to market.
Marking to market mengakibatkan perbedaan dalam present value apabila dibandingkan dengan transaksi forward, dan tersedianya likuiditas untuk memenuhi kewajiban sewaktu melakukan mark to market. Selain itu juga untuk memperkecil kemungkinan salahsatu pihak yang tidak memenuhi janji ( default ) karena kerugian akibat perubahan harga ( kurs ) telah direalisasikan sebelum kontrak berakhir.
Hal ini berbeda dengan transaksi forward yang baru merealisasikan semua kewajiban pada saat jatuh tempo. Dengan demikian godaan untuk melakukan default akan lebih besar bagi transaksi forward.
Transaksi futures dilakukan dengan maksud untuk melindungi nilai (hedgig) ataupun untuk berspekulasi, maka pelaku transaksi futures adalag para hedgers dan speculator. Jika saham turun dan tidak ingin rugi maka kita dapat melakukan hedging dengan menjual stock index future srtinys pemodal mengambil posisi short pada transaksi futures. Maka jika terjadi penuruna harga saham mak ia akan rugi pada saham yang dimiliki, tetapi juga memeperoleh untung dari penjualan stock index future.
Misalnya, pemodal punya sekumpulan saham dengan nilai $100.000 pada waktu S&P short ledge untuk mengantisipasi penuruna saham ia menjiual satu S&P satock index seharga $95.000. dengan demikian ia mempunyai posisi short pada stock index furures dan long pada portofilio saham
0 komentar:
Posting Komentar