Kebijakan deviden menyangkut tiga masalah :
- Seberapa banyak laba yang harus dibagikan secara rata – rata selama jangka waktu tertentu?
- Apakah pembagian itu sebaiknya dalam dividen tunai atau pembelian kembali?
- Apakah perusahaan sebaiknya mempertahankan tingkat pertumbuhan dividen yang stabil?
D1
P0 ═
−−−−−−−
Ks
- g
Dengan demikian Kebijakan dividen yang optimal dalam
perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen
saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang memaksimumkan harga saham.
TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN
A.
Kebijakan Dividen Tanpa Pajak
Asumsi:
(1) perusahaan tidak mempunyai hutang, (2) tidak ada pajak, (3) arus kas
operasi (NOI (t)) dan rencana investasi (I(t)) sama, maka
tingkat pengembalian dalam satu periode, ku, untuk saham adalah:
di(t+1)
+ pi(t+1) – pi(t)
Ku(t+1)=
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
pi(t)
dimana,
ku(t+1) = biaya modal untuk
suatu perusahaan unlevered pada periode t
di(t+1) = dividen per saham yang dibayarkan pada
akhir periode i
pi(t+1) =
harga per saham pada akhir periode t
pi(t) = harga per saham pada permulaan
periode t
B.
Kebijakan Dividen yang Terkena Pajak
Sepanjang ( Tp>Tg ), maka pemegang saham akan lebih menyukai perusahaan yang tidak membayarkan dividen. Mereka akan lebih untung jika dana tetap pada perusahaan atau dibayarkan melalui pembelian kembali saham yang beredar. Dengan demikian mereka membayar pajak atas keuntungan modal, yang lebih rendah daripada pajak pemghasilan biasa.
Kasus 1. jika perusahaan membayar semua arus kasnya sebagai dividen, pemegang saham ke-i akan menerima sesudah pajak, Ydi:
Ydi = [(NOI – rDc)
(1-Tc) – rDpi] (1-Tpi)
Ydi = arus penghasilan sesudah pajak
NOI = arus operasi perusahaan
r = suku bunga pinjaman
Dc = hutang perusahaan
Dpi = hutang pribadi individu
Ygi = (NOI – rDc)
(1 - Tc) (1 –Tgi) – rDpi (1 – Tpi)
Dimana, Tgi = tarif pajak keuntungan modal
TIGA TEORI PREFENSI INVESTOR
Teori Ketidakrelevanan Dividen
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan
tidak mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
Pendukung utama teori ini adalah Merton Milller dan Franco
Mondigliani (MM). Mereka
berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan kemampuan dasarnya
untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan tidak membayar dividen , seorang pemegang saham yang menginginkan deviden sebesar 5% akan dapat menciptakannya sendiri dengan cara menjual 5% sahamnya, sebaliknya jika perusahaan membayar deviden lebih besar dari yang diinginkan investor, ia akan menggunakannya untuk membeli lebih banyak saham perusahaan.
Teori Bird in the Hand
Pendapat dalam teori ini menyatakan bahwa Ks akan turun apabila rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima dividen.
- Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
- Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini.
- Jika selembar saham dimiliki seseorang sampai meninggal sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal.
Menggunakan Bukti Empiris Untuk Menentukan Teori yang
Terbaik
- untuk pengujian statistik yang sah, hal – hal selain dari kebijakan dividen harus konsisten yaitu perusahaan yang dijadikan sampel haru berbeda hanya dalam kebijakan dividennya.
- harus mampu mengukur biaya ekuitas untuk perusahaan yang dijadikan sampel
ISU LAIN DALAM KEBIJAKAN DIVIDEN
- Hipotesis Kandungan Informasi atau Pengisyaratan
1.
Pengaruh Klientele
STABILITAS DIVIDEN
Stabilitas dividen penting. Laba dan arus kas yang
berubah-ubah sepanjang waktu, demikian juga peluang investasi. Jadi,
memaksimalkan harga saham mengharuskan perusahaan menyeimbangkan kebutuhan dana
untuk internal dan keinginan para pemegang sahamnya.
Bagaimana keseimbangan ini
dapat tercapai? Solusi yang relevan di antaranya:
- Setiap perusahaan yang dimiliki public membuat peramalan keuangan lima atau sepuluh tahum umtuk laba dan dividen. Dan peramalan itu danya untuk internal. Tetapi dengan analisis sekuritas peramalan tersebut dapat diketahui oleh investor.
- Kebijakan dividen saat ini dikatakan stabil apabila meningkatkan dividen pada laju yang mantap.
Kebijakan paling stabil kedua, adalah bila pemegang saham mendapat cukup kepastian bahwa dividen saat ini tidak akan dikurangi, jumlahnya mungkin tidak bertumbuh pada tingkat yang mantap, tetapi manajemen mungkin akan mampu menghindari pemotongan dividen.
Situai paling tidak stabil, yaitu bila laba dan arus kas begitu mudah berubah sehingga investor tidak dapat mengandalkan perusahaan untuk mempertahankan dividen saat ini.
- Biaya ekuitas diminimumkan dan harga saham dimaksimumkan, jika suatu perusahaan ingim berusaha sedapat mungkin menjaga kestabilan jumlah dividennya.
Penilaian Stabilitas Dividen
- Muatan Informasi. Jika laba perusahaan menurun namun perusahaan tidak mengurangi dividennya, pasar akan memiliki kepercayaan yang lebih tinggi terhadap saham. Dividen stabil berpandangan bahwa masa depan perusahaaan lebih baik daripada yang direfleksikan oleh penurunan laba. Maka manajemen dapat mempengaruhi harapan investor melalui informasi yang terkandung pada dividen.
- Keinginan Memperoleh Penghasilan saat ini. Walaupun investor dapat menjual sebagian saham biasa mereka untuk memperoleh penghasilan pada saat dividen tidak mencukupi saat ini, banyak investor enggan memakai uang pokok. Mereka sadar penghasilan menempatkan nilai yang lebih tinggi bagi dividen stabil.
- Pertimbangan-pertimbangan Kelembagaan. Dividen stabil mungkin menguntungkan dari sudut pandang hukum karena mengizinkan beberapa investor kelembagaan tertentu untuk membeli saham biasa.
MENETAPKAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM PRAKTIK
Model Dividen Residua
Yaitu suatu model di mana dividen yang dibayarkan ditetapakan sama dengan laba actual dikurangi dengan jumlah laba yang perlu ditahan untuk membiayai anggaran modal perusahaan yang optimal.
Bagi perusahaan tertentu, rasio pembayaran yang optimal merupakan fungsi dari empat factor:
a) Pilihan investasi atas dividen lawan keuntungan modal
b) Peluang investasi perusahaaan
c) Struktur modal yang ditargetkan
d) Ketersediaan dan biaya dari modal eksternal.
i.
Menentukan
anggaran modal yang optimal,
ii. Menentukan jumlah sekuritas yang dibutuhkan untuk
membiayai anggaran tersebut, sesuai dengan struktur modal yang ditargetkan,
iii. Sedapat mungkin menggunakan laba ditahan untuk memenuhi
kebutuhan ekuitas,
iv. Membayar dividen hanya jika lebih banyak laba yang
tersedia daripada yang dibutuhkan untuk mendukung anggaran modal yang optimal.
Laba, Arus Kas, dan Dividen
Dividen jelas lebih tergantung apda arus kas, yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, dibanding pada laba, yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak mencerminkan kemampuan untuk membayar dividen.
Prosedur Pembayaran Dividen
- Tanggal Pengumuman, yaitu tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen.
- Tanggal Pencatatan Pemegang Saham, yaitu jika perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak menerima dividen.
- Tanggal Pemisahan Dividen, yaitgu tanggal saat dividen dipisahkan dari saham.
- Tanggal Pembayaran, yaitu tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.
Pola Pembayaran Dividen
- Jumlah dollar stabil per saham. Kebijakan untuk membayar jumlah dollar stabil per saham, yang disebut Kebijakan Dividen Stabil.
- Rasio pembayaran dividen. Kebijakan ini tidak akan memaksimumkan nilai saham, karena pasar tidak dapat mengandalkan kebijakan ini untuk memberi informasi mengenai prospek perusahaan pada masa mendatang dan karena kebijakan ini mempengaruhi investasi.
- Dividen-Tetap-yang-Rendah-Ditambah_Ekstra Yaitu suatu kebijakan yang mengumumkan dividen tetap yang rendah yang dapat dipertahankan dalam keadaan pada masa cerah membayar dividen “ekstra” yang telah ditentukan.
MENGUBAH KEBIJAKAN DIVIDEN
RENCANA REINVESTASI DIVIDEN (DRP)
Yaitu suatu rencana yang memungkinkan pemegang saham
untuk secara otomatis menginvestasikan kembali dividennya dalam bentuk saham
perusahaan yang membayarkan.Ada dua jenis DRP :
- DRP yang melibatkan “saham lama”, apabila pemegang saham memilih reinvestasi, suatu bank, yang bertindak selaku perwalian, mengambil seluruh dana yang tersedia untuk diinvestasikan kembali, membeli saham perusahaan di pasar terbuka, dan mengalokasikan saham yang dibeli ke rekening pemegang saham yang ikut serta atas dasar pro rata.
- DRP yang melibatkan “saham baru”, menyediakan dividen untuk diinvestasikan di dalam penerbitan saham baru, karenanya rencana ini menambah modal baru bagi perusahaan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
Factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen :
- Undang-undang
- Peraturan laba bersih. Menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari laba saat ini atau tahun lalu.
- Larangan pengurangan modal, melindungi pemberi kredit karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan mengurangi modal (membayar dividen dengan modal akan berarti membagi modal suatu perusahaan bukan membagikan laba).
- Peraturan kepailitan, menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar dividen pada saat pailit.( kepailitan terjadi karena kewajiban lebih besar daripada aktiva, membayar dividen pada saat ini akan berarti memberi dana kepada pemegang saham yang sebenarnya milik pemberi kedit).
- Posisi Likuidita
- Pembatasan dalam Perjanjian Hutang
Ø
Dividen
di masa datang hanya dapat dibayar dari laba yang diperoleh sesudah
penandatanganan perjanjian hutang, jadi dividen tidak dapat dibayarkan dari
laba ditahan tahun-tahun lalu.
Ø
Dividen
tidak dapat dibayarkan apabila modal bersih berada di bawah suatu jumlah yang
telah ditentukan.
- Tingkat Ekspansi Aktiva
- Tingkat Laba dan Stabilitas Laba
- Akses ke Pasar Modal
- Pajak atas Laba yang Diakumulasikan secara Salah
Kendala-kendala Pembagian Dividen
a. Kontrak utang.
Biasanya membatasi pembagian dividen dari laba yang dihasilkan setelah pinjaman
diberikan. Kontrak utang juga seringkali mengisyaratkan bahwa tidak ada dividen
yang dapat dibagikan kecuali kalau rasio lancar, rasio kemampuan membayar
bunga, dan rasio-rasio pengaman lain melebihi batas minimum yang ditetapakan.
b. Pembatasan saham preferen. Biasanya, dividen saham biasa tidak dapat dibayarkan jika perusahaan belum
mambayarkan dividen untuk saham peferennya. Dividen saham preferen yang
tertunggak harus dilunasi sebelum dividen saham biasa dibayarkan.
c. Ketidakcukupan laba.
Pembayaran dividen tidak boleh melebihi “laba yang ditahan” pada pos neraca.
d. Ketersediaan kas.
Dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas. Jadi, kekurangan kas di
bank dapat membatasi pembagian dividen. Akan tetapi, hal itu bias diatasi
apabila perusahaan memperoleh pinjaman.
e. Denda pajak atas penahanan laba yang tidak wajar. Untuk mencegah
agar orang kaya tiak menggunakan perusahaan untuk menghindari pajak pribadi,
peraturan pajak membuat ketentuan khusus mengenai penimbunan penghasilan yang
tidak wajar. Jadi, apabila direktorat pajak dapat menunjukan bahwa rasio
pembayaran dividen perusahaan sengaja dibuat rendah untuk menolong para
pemegang saham menghindari pajak pribadi, perusahaan tersebut akan dikenakan
denda yang berat.
Peluang Investasi
a. Letak dari daftar IOS. Semakin ke kanan, cenderung menghasilkan target rasio pembayaran dividen yang rendah, dan sebaliknya.
b. Kemungkinan untuk mempercepat atau menunda proyek. Kemampuan ini akan memungkinkan perusahaan untuk lebih
konsisten dengan kebijakan dividen yang stabil.
Sumber-sumber Modal Lainnya
a. Biaya penjualan saham baru. Bila ingin membiayai sejumlah investasi tertentu,
perusahaan dapat memperoleh ekuitas dengan menahan laba atau dengan menjual
saham biasa yang baru. Jika biaya pengambangan tinggi, ke pun akan
menjadi lebih tinggi daripada ks, sehingga perusahaan itu lebih baik
menetapkan rasio pembagian dividen yang rendah serta melakukan pembiayaan
melalui penahanan laba, bukan melalui penjualan tambahan saham biasa.
b. Kemampuan untuk mensubtitusi ekuitas dengan utang. Suatu perusahaan dapat membiayai sejumlah investasi
tertentu baik dengan utang ataupun ekuitas. Biaya pengambangan saham yang
rendah memungkinkan kebijakan dividen yang lebih fleksibel karena ekuitas dapat
ditingkatkan baik dengan menahan laba ataupaun dengan menjual saham baru.
Begitu pun pada kebijakan utang: jika perusahaan dapat menyesuaikan rasio
utangnya tanpa menaikkan biaya mencolok, perusahaan itu dapat mempertahankan
dividen tunai yang konstan, sekalipun labanya berfluktuasi, dengan menggunakan
rasio utang variabel.
c. Pengendalian. Apabila manajemen peduli akan usaha pengendalian, menejemen mungkin
enggan untuk menjual saham baru, sehingga perusahaan mungkin akan menahan lebih
banyak laba. Tetapi, jika pemegang saham menginginkan dividen yang lebih tinggi
dan terdapat tekanan sejumlah pemegang saham untuk mengambil alih kekuasaan
perusahaan, dividen akan dinaikkan.
Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Ks
- keinginan pemegang saham untuk mendapatkan penghasilan sekarang dibanding penghasilan yang akan dating,
- tingkat resiko dari dividen dibanding keuntungan modal,
- manfaat pajak dari keuntungan modal dibanding dividen,
- informasi yang terkandung dalam dividen.
KEPUTUSAN KEBIJAKAN DIVIDEN
Alasan mendasar untuk keputusan dividen yang diambil
bersama adalah ketidaksamaan informasi, yang mempengaruhi tindakan-tindakan
menejemen dengan dua cara :
- Secara umum, manajer tidak ingin menerbitkan saham biasa yang baru. Pertama, saham baru melibatkan biaya penerbitan, yaitu komisi, fee, dan biaya-biaya tersebut dapat dihindari dengan menggunakan laba ditahan untuk membiayai kebutuhan likuiditas perusahaan. Ketidaksamaan informasi mengakibatkan investor memandang emisi baru saham biasa sebagai isyarat negative sehingga menurunkan pengharapan investor mengenai prospek perusahaan di masa depan. Manajer lebih menyukai menggunakan laba ditahan sebagai sumber utama ekuitas baru.
- Perubahan dividen memberikan isyarat tentang keyakinan manajer dan juga prospek perusahaan di masa depan. Jadi, pengurangan dividen umumnya mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap harga saham perusahaan. Sehingga manajer menetapkan dividen tunai lebih rendah agar memperkecil kemungkinan dividen harus dikurangi di masa depan.
DIVIDEN SAHAM DAN PEMECAHAN SAHAM
Pemecahan Saham (Stock Split)
Yaitu
tindakan suatu perusahaan untuk menambah jumlah saham yang beredar, seperti
menggandakan jumlah saham yang beredar dengan memberikan kepada setiap pemegang
saham dua lembar saham baru untuk satu saham yang sebelumnya dipegang.
Dividen Saham (Stock Dividen)
yaitu
dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan saham, bukan dalam bentuk uang
tunai. Jika perusahaan ingin menurunkan
harga saham, sebaiknya melakukan pemecahan saham atau dividen saham? Pemecahan
saham biasanya digunakan untuk menurunkan harga secara besar-besaran setelah
saham mengalami kenaikan tajam. Sedang dividen saham biasa diberikan secara
teratur setiap tahun untuk menjaga kestabilan harga saham.
Pengaruh Harga
Apabila sebuah perusahaan memecah
sahamnya atau mengumumkan dividen saham, apakah ini akan meningkatkan nilai
pasar dari sahamnya?
- Secara rata-rata, harga saham akan naik tidak lama setelah perusahaan mengumumkan pemecahan saham atau dividen.
- Kenaikan harga yang berkaitan dengan pemecahan saham/ dividen mungkin merupakan akibat dari isyarat prospek yang menguntungkan untuk laba dan dividen, bukan keinginan untuk pemecahan saham/ dividen semata.
- Jika suatu perusahaan mengumumkan suatu pemecahan atau dividen saham, harga sahamnya akan cenderung naik. Namun jika dalam waktu beberapa bulan mendatang perusahaan tidak mengumumkan kenaikan laba atau dividen, harga sahamnya akan turun ke tingkat semula.
- Komisi pialang dalam satuan persentase umumnya lebih tinggi pada saham yang berharga rendah. Ini berarti memperdagangkan saham yang berharga lebih rendah akan lebih mahal daripada yang berharga tinggi, dan artinya pemecahan saham dapat mengurangi likuiditas suatu perusahaan.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (Stock Repurchase)
Yaitu suatu transaksi di mana suatu perusahaan membeli kembali sebagian
dari sahamnya sendiri, sehingga mengurangi jumlah saham yang beredar, menaikkan
laba per saham (EPS), dan menaikkan harga saham tersebut.
Dua jenis
pembelian kembali saham :
- situasi di mana perusahaan mempunyai persediaan uang kas untuk dibagikan kepada para pemegang sahamnya, dan perusahaan itu mendistribusikan uang kas tersebut dengan membeli kembali saham, bukan dengan membayar dividen tunai;
- situasi di mana perusahaan menyimpulkan bahwa struktur modalnya terlalu banyak dibebani dengan ekuitas, sehingga perusahaan melakukan pinjaman untuk membeli kembali sahamnya.
Dalam penawaran tender terdapat lima hipotesis :
- Hipotesis Informasi atau Isyarat. Pembayaran tunai kepada pemegang saham dalam penawaran tender dapat diartikan sebagai suatu tanda bahwa perusahaan mengharapkan akan memperoleh peningkatan arus kas pada masa mendatang, tetapi juga dapat berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh kesempatan investasi yang menguntungkan lagi.
- Hipotesis Leverage. Jika pembelian kembali saham itu dibiayai dengan mengeluarkan surat hutang daripada pembayaran tunai, maka leverage perusahaan akan naik. Dan jika ada keuntungan dari leverage maka pemegang saham akan untung.
- Hipotesis Penghindaran Pajak Dividen. Tender untuk pembelian kembali saham akan terkena pajak keuntungan modal dan bukan pajak dividen jika distribusinya “tidak sama sengan pembayaran dividen”.
- Hipotesis Pengambilalihan Pemegang Obligasi. Jika pembelian kembali ini secara tak terduga mengurangi aktiva pokok perusahaan, maka pemegang obligasi akan berada dalam posisi buruk karena jaminan yang dimilikinya mengecil.
- Pemindahan Kekayaan antar Pemegang Saham. Memungkinkan akan timbul bila ada macam-macam pembatas atau biaya di antara kelompok pemilik.
Keuntungan Pembelian Kembali Saham
- Pengumuman pembelian kembali dipandang sebagai hal positif oleh investor karena pembelian kembali itu seringkali didorong oleh keyakinan menejemen bahwa harga saham perusahaan terlalu rendah.
- Para pemegang saham yang membutuhkan uang tunai dapat menjual kembali beberapa sahamnya, sedang yang tidak, dapat menahan semuanya.
- Dapat menghilangkan sejumlah blok saham yang besar yang merintangi pasar dan menekan harga per saham.
- Dividen tidak dapat dinaikkan dalam jangka pendek karena menejemen tidak suka memotong dividen tunai karena dapat memberikan sinyal negative dari pemotongan itu.
- Rasio pembagian dividen akan relative rendah, tetapi dividen itu sendiri akan relative aman dan tumbuh sebagai hasil dari penurunan jumlah saham yang beredar. Perusahaan mempunyai fleksibilitas lebih banyak dalam menyesuaikan total distrbusi karena pembelian kembali saham dapat diubah dari tahun ke tahun tanpa memberikan isyarat yang buruk.
- Pembelian kembali dapat digunakan untuk merombak struktur modal.
Kerugian Pembelian Kembali Saham
a. Kenaikan harga saham lebih banyak bersumber dari dividen
tunai daripada pembelian kembali.
b. Pemegang saham yang menjual saham mungkin tidak menyadari
semua implikasi dari pembelian kembali saham, atau mereka mungkin tidak
mendapatkan semua informasi mengenai kegiatan perusahaan sekarang dan di masa
datang.Perusahaan mungkin membayar harga yang terlalu mahal atas saham yang dibeli kembali sehingga merugikan pemegang saham yang tersisa.
0 komentar:
Posting Komentar