Pages

09 Januari 2012

GURINDAM DUA BELAS PASAL, SEBUAH NASIHAT ABADI

Nama Raja Ali Haji (1808-1873) kukenal ketika masih duduk di bangku  SMP pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, melalui karya beliau “Gurindam Dua Belas Pasal”. Saat itu aku tidak menemukan bentuk utuh gurindam tersebut. Yang masih kuingat adalah pantun berisi nasihat-nasihat kehidupan yang tersusun dalam dua belas pasal. Sampai aku selesai sekolah bahkan kuliah tetap tidak menemukan gurindam dimaksud.
Kesan pertama yang kutangkap saat itu adalah mengapa seseorang yang memangku jabatan di pemerintahan mampu menghasilkan karya sastra yang begitu gemilang. Karya seorang seniman, entah sastrawan, penyanyi atau apapun, didasarkan pada pengamatan, penghayatan bahkan pengalaman dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungannya, selanjutnya dituangkan dalam karya seninya seperti syair, novel, lagu ataupun gurindam. Maka bila seorang pejabat kerajaan mampu menulis gurindam jelaslah bahwa dalam kesehariannya beliau tidak sekedar duduk di singgasana tetapi rajin berinteraksi langsung dengan kehidupan rakyatnya. Suatu sikap pemimpin yang saat ini langka ditemukan.
Dalam kehidupan bangsa Melayu nasihat-nasihat dituangkan secara turun-temurun secara lisan dalam bentuk pantun, madah maupun gurindam. Nasihat tersebut terus diingat dan menjadi pedoman hidup yang terinternalisasi dalam pribadi individu. Barangkali Radja Ali Hadji ingin memberikan nasihat kepada rakyatnya. Ternyata tidak hanya bagi rakyatnya di Kesultanan Riau tetapi lebih luas kepada bangsa Melayu bahkan menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Pada makam beliau di pulau Penyengat Kepulauan Riau tertulis “Raja Ali Haji Bapak Bahasa Melayu Indonesia Budayawan Di Gerbang Abad XX” sekaligus beliau sebagai Pahlawan Nasional.

Kembali ke Gurindam 12 Pasal. Hasil goresan pena RAH diabadikan dengan pahatan di komplek makam keluarga raja kesultanan Riau ini,  tepatnya di seputar dinding bagian dalam makam Raja Engku Hamidah. Berikut ini adalah bunyi Gurindam 12 pasal yang berhasil penulis rekam.
INILAH GURINDAM DUA BELAS
Karya Raja Ali Haji
Persimpanan yang indah-indah, yaitulah ilmu yang memberi faedah
Aku hendak bertutur akan gurindam yang beratur
Pasal Pertama
Barangsiapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Barangsiapa mengenal yang empat
Maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barangsiapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
Barangsiapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barangsiapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barangsiapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Pasal Kedua
Barangsiapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barangsiapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barangsiapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasya
Barangsiapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barangsiapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Pasal Ketiga
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jatuh tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tiada senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan membawa rugi
Pasal Keempat
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Barangsiapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barangsiapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Di mana tahu salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan ta’bur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Pasal Kelima
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihat kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Pasal Keenam
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Pasal Ketujuh
Apabila banyak berkata-kata
Di ditulah jalan masuk dusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itulah tanda hampirkan duka
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan henak sesat
Apabila anak tiada dilatih
Jika besar bapanya letih
Apabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sahajalah umur
Apabila mendengar akan khabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburu
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat honar
Pasal Kedelapan
Barangsiapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Lidah yang suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya khabar
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripada syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri sembunikan
Kebajikan diri diamkan
Keaiban orang jangan dibuka
Kebaikan diri hendaklah sangka
Pasal Kesembilan
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia itulah syaitan
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya punggawa
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi seteru
Pasal Kesepuluh
Dengan bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Dengan isteri janganlah alpa
Supaya malu jangan menerpa
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Pasal Kesebelas
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendaklah jadi kepala
Buang perangai yang cela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat
Hendak marah
Dahulukan hujah
Hendak dimalui
Jangan melalui
Hendak ramai
Murahkan perangai
Pasal Keduabelas
Raja muafakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rakhmat atas dirimu
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
**
Bila mau  ke pulau Penyengat, penulis sarankan agar berkunjung pada hari Jumat. Skedulnya, setelah berkunjung ke berbagai situs sejarah perjalanan ditutup dengan shalat Jumat. Nuansa kesultanan sangat kental pada ritual ibadah ini. Demikian pula jamaahnya ternyata bukan hanya penduduk setempat, tetapi banyak yang berasal dari luar pulau, baik yang memang sedang melancong ataupun sengaja shalat Jumat di sana.
Ruang dalam masjid diisi oleh jamaah pria. Untuk jamaah wanita disediakan dua buah gazebo di halaman masjid. Bagi Anda yang senang ‘jeprat-jepret’, tahan dulu keinginan untuk mengambil gambar ketika berada di ruang dalam masjid. Anda tentu tergoda untuk mengabadikan Al Quran tulisan tangan dari zaman Kesultanan Riau yang disimpan di box kaca. Tahan kuat-kuat daripada ditegur pengurus masjid.
Demikian semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;